sorry ya gan,,,

blog nya lagi dalam masa perbaikan neh,,

maaf atas ketidaknyamanan nya,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

moga2 bisa cpet selesai aja...

doa nya gan,,,,,,,

rss

Saturday, December 18, 2010

SURAT UNTUK SAHABAT

share


Wahai yang dengan mendzikirNya,
terurai seluruh lilitan sakit dan derita
Wahai yang kepadaNya tempat mengadukan diri,
dan padaNya semua perkara akan kembali
Wahai Yang Hidup, Mengurus, dan Maha Berdiri Sendiri,
dari segala perbandingan dan sekutu Engkau Suci
Engkau tahu akan apa yang menimpaku,
dan Engkau yang akan menjadi saksi atas itu
Engkau Wahai Pencipta seluruh alam raya,

Wednesday, December 8, 2010

Hadist Tentang Islam, Iman dan Ihsan

share

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .   [رواه مسلم]

Monday, December 6, 2010

Fatwa Tahun Baru Hijriyah

share

Pertanyaan :
Telah banyak tersebar di berbagai negara Islam perayaan hari pertama bulan Muharram. Karena hari itu merupakan hari pertama tahun Hijriyah. Sebagian mereka saling tukar menukar hadiah dalam bentuk barang. Ketika mereka ditanya tentang masalah tersebut, mereka menjawab bahwa masalah perayaan hari-hari besar kembalinya kepada adat kebiasaan manusia. Demikian alasan mereka.
Jawab:
                Pengkhususan hari-hari tertentu, atau bulan-bulan tertentu, atau tahun-tahun tertentu sebagai hari besar/hari raya (‘Id) maka kembalinya adalah kepada ketentuan syari’at.  Bukan kepada adat. Oleh karena itu ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam datang ( hijrah ) ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari besar. Mereka bergembira ria pada hari itu, maka beliau bertanya,
“Dua hari apa ini?” maka mereka menjawab, “(Hari besar) yang kami biasa bergembira padanya pada masa jahiliyyah. Maka Rasulullâh shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menggantikan dua hari tersebut dengan hari raya yang lebih baik, yaitu ‘Idul Adh-ha dan ‘Idul Fitri.” ( HR. Nasa’i dan Baihaqi )
Kalau seandainya hari-hari besar dalam Islam itu mengikuti adat kebiasaan, maka manusia akan seenaknya menjadikan setiap kejadian penting sebagai hari raya/hari besar, dan hari raya syar’i tidak akan ada gunanya. Dan apabila mereka menjadikan penghujung tahun atau awal tahun ( Hijriyah ) sebagai hari raya, dikhawatirkan mereka mengikuti kebiasaan Nashara dan menyerupai mereka. Karena orang-orang Nashara menjadikan penghujung tahun Miladi/Masehi sebagai hari raya. Maka menjadikan bulan Muharram sebagai hari besar/hari raya sama halnya mengikuti kebiasaan mereka ( non muslim).
[dinukil dan diringkas dari Majmû Fatâwâ wa Rasâ`il Ibni ‘Utsaimîn]
Fatwa Tahun Baru Masehi
            Lajnah Daimah atau tim ulama’ Saudi bidang fatwa dan kajian ilmiyah menyampaikan fatwa mengenai perayaan tahun baru Masehi.
1.         Tidak boleh hukumnya seorang Muslim yang beriman kepada Allah sebagai Rabb.  Dan Islam sebagai agama. Serta Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, untuk mengadakan perayaan-perayaan hari-hari besar. Terlebih hari-hari itu tidak ada landasannya dalam dien Islam. Termasuk di antaranya pesta “Milenium” rekaan. Juga, tidak boleh hadir pada acaranya, berpartisipasi dan membantu dalam pelaksanaannya, dalam bentuk apapun. Karena hal itu termasuk dosa dan melampaui aturan-aturan Allah.
2.         Seorang Muslim tidak boleh saling tolong-menolong dengan orang-orang kafir.  Dalam bentuk apapun, dalam hari-hari besar mereka.
3.         Tidak boleh menjadikannya sebagai momentum-momentum yang membahagiakan. Atau waktu-waktu yang diberkahi. Sehingga karenanya meliburkan pekerjaan, menjalin ikatan perkawinan, memulai aktifitas bisnis, membuka proyek-proyek baru dan lain sebagainya. Begitu juga tidak boleh meyakini bahwa hari-hari seperti itu memiliki keistimewaan yang lebih daripada hari selainnya. Karena hari-hari tersebut sama saja dengan hari-hari biasa lainnya.
4.         Seorang Muslim tidak boleh mengucapkan selamat terhadap hari-hari besar orang-orang kafir. Karena hal itu merupakan bentuk kerelaan terhadap kebatilan. Yaitu kebatilan yang tengah mereka lakukan. Para Ulama sepakat dalam hal ini.
5.         Adalah suatu kehormatan bagi kaum Muslimin. Untuk berkomitmen terhadap sejarah hijrah Nabi Muhammad r. Hal ini disepakati oleh para sahabat, secara ijma'.  Dan mereka ( para sahabat ) menjadikannya kalender, tanpa merayakannya.
[Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta, No. 21049, tgl. 12-08-1420]

DUA LEMBAR UANG SERATUS RIBUAN

share


LELAKI itu membangun rumah entah untuk siapa. Kalau untuk anak-anaknya kelak, kenapa ia tak sempat menulis sepucuk surat wasiat? Sebelum kematian tiba, dia hanya meninggalkan dua lembar uang seratus ribu rupiah di almari tua, yang penuh debu dan dendam.
Uang itu, secara kebetulan, aku temukan seminggu selepas dia dikebumikan. Aku bergetar, nyaris pingsan dan sampai kini masih terus dihantui pertanyaan; apa salah dan dosaku sampai uang itu tidak sempat ia sentuh untuk membeli obat di saat kematian mau menjemput?

Sunday, December 5, 2010

Menyambut Bulan Muharram

share

Peristiwa Bersejarah.
Tanggal 1 Muharram 1432 H akan jatuh pada tanggal 8 Desember 2010 M. Bertepatan itu pula, berarti datangnya tahun baru Islam. Di bulan Muharram Nabi Yunus dimuntahkan dari perut ikan paus. Nabi Nuh dan umatnya diangkat dari banjir bandang. Banjir yang terbesar dalam catatan sejarah. Banjir yang menenggelamkan seluruh permukaan bumi. Tiada yang selamat kecuali mereka yang membenarkan ajaran Nabi.   
Pada bulan itu pula, Nabi Musa dan umatnya diselamatkan. Dari kekejaman raja Fir’aun dan antek-anteknya. Lari membelah lautan. Menyelamatkan agama dan jiwa. Dan akhirnya Allah menenggelamkan Fir’aun serta bala tentaranya. ( Tafsir Ibnu Katsir, jld 4 / 324, Maktabah Syamilah ).  
Begitulah kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tiada yang mampu menandingi. Cukuplah semua itu menjadi pelajaran bagi kita. Kita sebagai hamba pilihan. Jangan sampai kemurkaan Allah Y menimpa kita.
Murka Allah tidak hanya menimpa kepada orang-orang yang berbuat dzalim. Akan tetapi kemurkaanNya juga akan menimpa orang-orang di sekitarnya. Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir dari penanggalan tahun Hijriyah. Maka pada bulan itu, hendaknya kaum Muslimin bermuhasabah. Walaupun sebenarnya muhasabah itu diperlukan setiap saat. Tidak harus menunggu akhir tahun.  
Dengan muhasabah, kita menuju kebaikan. Muhasabah atas ibadah-ibadah yang terabaikan. Muhasabah atas dosa-dosa yang kita kerjakan. Perintah-perintah Allah yang kita lalaikan. Amanah-amanah yang kita sia-siakan. Istri dan anak yang kita dzalimi. Semua itu akan kita pertanggung-jawabkan. Di depan Sang Maha Kuasa. Mulut terkunci, lidah kaku. Hanya tangan, kaki, dan anggota badan yang akan memberi kesaksian. Siapkah kita menghadapi itu semua?. Mampukah kita menjawab ribuan pertanyaan yang akan menyerang kita?.
Sebelum semuanya terlambat. Sebelum nyawa kita dijemput Malaikat. Mari kita bersama-sama mengingat. Allah Maha Pemurah, Allah Maha Pengampun. Ya..Allah ampunilah dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dan dosa-dosa saudara-saudara kami. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Jalan menuju surga Firdaus.
Rasulullah Hijrah ke Madinah.     
Rasulullah r hijrah ke Madinah pada tahun 622 M. Bersama Abu Bakar as-Siddiq sang pembela. Berdua berangkat di malam hari. Jarak antara Mekkah Madinah, tidak kurang dari 500 km. Hanya berjalan kaki. Tanpa tunggangan. Menjemput kemenangan yang hakiki. Kebebasan beribadah. Serta berjuang di tanah yang Allah janjikan. Madinah munawaroh Negeri yang dipenuhi keberkahan. Negeri yang telah memilih agama Islam sebagai panutan. Dakwah Mus’ab bin Umair yang halus, telah merubah kehidupan umat menuju kemuliaan. Di setiap penjuru kota, terdengar gema takbir membahana. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar.
Kerinduan bertemu Rasulullah, menjadikan penduduk Madinah tidak henti-hentinya menanti kehadiran beliau. Para pemuka dan para pemuda, berdiri di gerbang kota. Ibu-ibu dan para wanita, menunggu di dalam rumah. Hati mereka diliputi adukan rasa bahagia. Bercampur menjadi satu. Menggerakkan rongga bibir untuk tersenyum. Menggerakkan kelopak mata untuk menangis. Kebahagian mereka sulit tergambarkan melalui kata-kata. Hanya dua buah kata dalam jiwa. Kata yang melukiskan rasa cinta. “Muhammad Rasululullah”.
Pada tanggal 10 September 622 M, malam Jum’at. Rasulullah sampai Madinah. Pada hari itu genderang Islam mulai ditabuh. Dakwah jahriyyah ( terang-terangan ) menyebar di seluruh jazirah Arab. Kekuatan Islam semakin lama, menggetarkan musuh Allah. Janji Allah itu pasti. Pasti terjadi. Pasti terbukti. Terbukti pada tanggal 25 Ramadhan tahun 8 H. Islam membuka kota Mekkah. Kakbah kembali dipegang Rasulullah. Dan di sanalah peradaban Islam dimulai sampai puncaknya. Sehingga kemenangan Islam kita rasakan sampai hari ini.
14 abad telah berlalu. Umat islam mulai melupakan pristiwa itu. Dan tidak sedikit dari kita melalaikannya.
Keutamaan bulan Muharram.  
Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan. Allah telah memilihnya menjadi bulan istimewa bagi umat Islam. Sebagaimana pristiwa-pristiwa besar di atas; berikut keutamaannya.
Pertama, Rasulullah menganjurkan kita berpuasa, pada tanggal 10 Muharram. Sebagaimana yang dikerjakan Rasulullah r. Beliau bersabda, “Aku berharap kepada Allah. Dengan puasa asyura’ ini. Semoga dapat menghapus dosa selama setahun sebelumnya. ( HR. Bukhari dan Muslim )
Ibnu Abbas t berkata, “Aku tidak  pernah melihat Rasulullah r berupaya keras untuk berpuasa pada suatu hari, melebihi yang lainnya. Kecuali pada hari ini, yaitu hari asyura’ dan bulan Ramadhan.” ( HR. Bukhari dan Muslim )
Selain tanggal 10, juga disunahkan untuk berpuasa pada tanggal sebelum atau sesudahnya. Yaitu tanggal 9 dan 11. Hal ini sebagaimana  keterangan dari beberapa hadits. Seperti hadits Ibnu Abbas, Rasulullah r bersabda, “Puasalah kalian pada hari asyura’ dan selisihilah puasanya orang-orang Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya, atau sehari setelahnya”. ( HR. Ahmad )   
Kedua, Pada bulan itu genderang perang dilarang untuk dikumandangkan. Kecuali musuh menyerang. Allah Y berfirman, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu…” ( at-Taubah : 36 ).
Empat bulan dalam ayat ini adalah Dzul Qo’adah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Sebagaimana yang disebutkan para ahli tafsir. ( Tafsir al-Baghowi, jld 4 / 44 )
Ketiga, Rasulullah r menyebut bulan Muharram, sebagai bulan Allah swt. Rasulullah r bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram….” ( HR. Abu Ya’la )
Syahrullah ( bulan Allah ) bermakana, bulan ini memiliki keutamaan khusus dari Allah. Karena Rasulullah menyandarkan nama bulan itu dengan Allah Y.
Ini semua tidak lain adalah kemurahan Allah Y. Memberikan kesempatan kepada kita untuk banyak beramal. Berlomba-lomba dalam kebaikan. Dan memperoleh keutamaannya, baik di dunia maupun akhirat.
Adapun dalam menyambut tahun baru Hijriyah. Kita bisa melakukan banyak hal yang bermanfaat. Tidak menyambutnya dengan hal-hal yang melanggar aturan islam. Seperti, mabuk-mabukan, berjoget ria, berdua-duaan dengan non mahram. Dan perbuatan-perbuatan mungkar lainya. Lebih baik, kita mengisinya dengan muhasabah, tafakur, tasyakur, dzikir, dan ibadah-ibadah lainnya. Semoga semua itu menjadi bekal kita menghadap Allah Y kelak. Amin…Wallahu a’lam bish-shawab.  

Saturday, December 4, 2010

Al Madinah Al Munawwarah

share

Sejarah Kota Madinah Dan Keutamaannya

Madinah atau Madinah Al Munawwarah adalah kota utama di Arab Saudi. Merupakan kota yang ramai diziarahi atau dikunjungi oleh kaum Muslimin. Di sana terdapat Masjid Nabawi yang memiliki pahala dan keutamaan bagi kaum Muslimin. Dewasa ini, penduduknya sekitar 600.000 jiwa. Bagi umat Muslim kota ini dianggap sebagai kota suci kedua. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, kota ini menjadi pusat dakwah, pengajaran dan pemerintahan Islam. Dari kota ini Islam menyebar ke seluruh jazirah Arabia lalu ke seluruh dunia.
Kota Madinah pada masa sebelum perkembangan Islam dikenal dengan nama Yathsrib. Dikenal sebagai pusat perdagangan. Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah, kota ini diganti namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai beliau wafat dan dimakamkan di sana. Selanjutnya kota ini menjadi pusat penerus Nabi Muhammad yang dikenal dengan pusat khalifah. Terdapat tiga Khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh kaum pemberontak. Selanjutnya ketika kekuasaan beralih kepada bani Umayyah, maka pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan berpindah kepada bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke kota Baghdad. Pada masa Nabi Muhammad SAW, penduduk kota Madinah adalah orang yang beragama Islam dan orang Yahudi yang dilindungi keberadaannya. Namun karena penghianatan yang dilakukan terhadap penduduk Madinah ketika perang Ahzab, maka kaum Yahudi diusir keluar Madinah.
Madinah adalah salah satu pusat peradaban Islam. Pusat perjuangan da’wah dan pembangunan ilmu pengetahuan, sekaligus pusat lahirnya banyak ulama. Warisan ulama Madinah tak pernah putus sejak dari masa awal Islam hingga sekarang ini. Ulama selalu hadir dari generasi ke generasi melanjutkan tongkat estafeta keulamaan, bagai mata rantai yang sambung-menyambung.
Ketika Rasulullah SAW selesai menunaikan tugas kerasulannya dimana tidak ada lagi Rasul setelahnya, ulamalah yang hadir di garda terdepan sebagai pewarisnya. Para sahabat yang merupakan kader-kader binaannya, tampil sebagai pelanjut dan pewaris pertama tugas kerasulan. Ada yang tetap bermukim di kota Madinah dan ada yang keluar kota Madinah tersebar ke berbagai negeri.
Madinah adalah kota mulia. Kemuliaannya karena beberapa aspek; Madinah adalah Daar Al-Hijrah Rasulullah SAW dan sahabatnya, ia adalah markaz da’wah Rasulullah sekaligus tempatnya wafat dan dimakamkan, tempat turunnya syariat Islam, titik tolak (nuqthah inthilaq) perjuangan dan penyebaran Islam, pusat pemerintahan Islam hingga masa Utsman bin Affan, dan Madinah adalah kota mulia karena didiami oleh orang-orang mulia dan dimuliakan Allah swt. Bukti kemuliaan kota Madinah termaktub bukan hanya dalam kitab sirah, tetapi dalam hadis-hadis Rasulullah saw.

اللَّهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلَكَ وَعَبْدَكَ وَنَبِيَّكَ دَعَاكَ لِأَهْلِ مَكَّةَ وَأَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ وَرَسُولُكَ أَدْعُوكَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ مِثْلَ مَا دَعَاكَ بِهِ إِبْرَاهِيمُ لِأَهْلِ مَكَّةَ نَدْعُوكَ أَنْ تُبَارِكَ لَهُمْ فِي صَاعِهِمْ وَمُدِّهِمْ وَثِمَارِهِمْ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَمَا حَبَّبْتَ إِلَيْنَا مَكَّةَ

Artinya : Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim kekasih, hamba, dan Nabi-Mu, ia telah berdoa kepada-Mu untuk penduduk Mekkah, dan aku Muhammad hamba, Nabi, dan Rasul-Mu berdoa kepada-Mu bagi penduduk Madinah sebagaimana doa Ibrahim bagi penduduk Mekkah, kami memohon kepada-Mu kiranya Engkau memberkahi perdagangan dan pertanian mereka. Ya Allah jadikanlah cinta kami kepada Madinah sebagaimana Engkau menjadikan cinta kami kepada Mekkah

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَدِينَةُ حَرَمٌ مِنْ كَذَا إِلَى كَذَا لَا يُقْطَعُ شَجَرُهَا وَلَا يُحْدَثُ فِيهَا حَدَثٌ مَنْ أَحْدَثَ حَدَثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Artinya : Dari Anas ra, dari Nabi saw bersabada: Madinah adalah (tanah) haram dari begini hingga begini, tidak boleh ditebang pohonannya , tidak ditimpa kerusakan di dalamnya. Barangsiapa melakukan kerusakan, maka akan dilaknat oleh Allah, Malaikat dan seluruh manusia
Kemuliaan Madinah bahkan diabadikan dalam al-Qur’an, berkat kemuliaan penduduknya kaum Ansar sebagai masyarakat yang memiliki sifat itsar (memprioritaskan orang lain dari dirinya) yang tinggi. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. al-Hasyr[59] : 9

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya : Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Ansar) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Ansar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung (Q.S. al-Hasyr[59] : 9)
Kini Madinah bersama kota suci Mekkah dibawah pelayanan pemerintah kerajaan Arab Saudi yang merupakan pelayan kedua kota suci.
Nama-Nama Ulama Madinah Dari Zaman Nabi Sampai Sekarang  
  • Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat)
  • Umar bin Khattab (Sahabat)
  • Utsman bin Affan (Sahabat)
  • Ali bin Abi Thalib (Sahabat)
  • Abu Hurairah (Sahabat)
  • Abdullah bin Umar (Sahabat)
  • Abi Said al-Khudri (Sahabat)
  • Zaid bin Sabit (Sahabat)
  • Sa’id bin al-Musayyab (Tabi'in)
  • ‘Urwah bin Zubair (Tabi'in)
  • Ibnu Syihab Al-Zuhri (Tabi'in)
  • Malik bin Anas (Tabi'ut Tabi'in)
  • Ibnu Taimiyah (Kholaf)
  • Abdullah bin Baz (Kholaf)
  • Syaikh Al-Utsaimin (Kholaf)

 

Mau SMS Gratis.......???